Blog

  • Piramida Mesir dan Terbesar di dunia

    Piramida Mesir  Terbesar di dunia

    Piramida Mesir adalah sebutan untuk sebuah bangunan berbentuk segitiga di Mesir yang merupakan piramida kuno berbentuk dengan struktur dari batu. Pada bulan November tahun 2008, diperkirakan bahwa terdapat 138 atau 118 jumlah piramida Mesir yang telah teridentifikasi. Sebagian besar piramida tersebut dibangun selama periode Kerajaan Pertengahan Mesir dan Kerajaan Lama Mesir, sebagai makam untuk raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama Firaun dan permaisuri mereka

    Piramida paling awal dari bangsa Mesir Kuno adalah piramida bertingkat. Dibangun pada masa Dinasti Ketiga Mesir, arsitek Imhotep mendesain piramida bertingkat itu sebagai makam firaun Djoser. Piramida tersebut dibangun pada abad ke-27 atau sekitar 2630 SM di nekropolis Saqqara di barat laut kota Memphis.Piramida Mesir pertama ini terdiri dari beberapa mastaba yang disusun bertumpuk. Piramida Djoser pada masa itu memiliki tinggi 62 (204 ft) meter dan diselubungi oleh marmer putih.Piramida Bertingkat (step pyramid) tersebut dianggap merupakan bangunan batu berskala besar pertama yang dibangun.

    Piramida Mesir paling terkenal ditemukan di dataran tinggi di Giza, di pinggiran Kairo, Mesir, yaitu Piramida Agung Khufu yang merupakan piramida Mesir terbesar dan satu-satunya dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang yang relatif masih utuh.Beberapa piramida yang ada di Giza termasuk di antara bangunan terbesar yang pernah dibangun. Di sana juga terdapat Piramida Khafre, dan Piramida Menkaure yang merupakan tiga piramida besar yang berada di kompleks piramida Giza

    Jumlah dan lokasi piramida

    Karl Richard Lepsius yang memimpin “Ekspedisi Prusia ke Mesir” membuat daftar piramida modern pertama pada tahun 1842. Daftar tersebut berisi daftar 67 piramida kuno, yang kemudian dikenal dengan daftar piramida Lepsius. Hasil ekspedisi Prusia ke Mesir, yang terdiri dari daftar piramida tersebut diterbitkan di Denkmäler aus Aegypten und Aethiopien.

    Kemudian banyak lagi piramida yang ditemukan sejak saat itu. Pada bulan November 2018, tercatat terdapat 118 piramida yang telah diidentifikasi. Lokasi Piramida nomor 29 yang diperkirakan dibangun oleh Raja Menjauhi, yang oleh Lepsius disebut “Piramida Tanpa Kepala” hilang untuk kedua kalinya karena terkubur pasir gurun setelah survei yang dilakukan oleh Lepsius. Akan tetapi, piramida tersebut berhasil ditemukan lagi selama penggalian arkeologi yang dilakukan pada tahun 2008.

    Banyak piramida berada dalam kondisi pengawetan yang buruk atau terkubur oleh pasir gurun. Apabila dilihat, mereka mungkin tampak seperti gundukan puing-puing. Sehingga, para arkeolog terus melakukan identifikasi dan mempelajari struktur piramida yang sebelumnya tidak diketahui.

    Piramida terbaru yang berhasil ditemukan adalah Seshestet yang terletak di Saqqara, Mesir. Piramida itu adalah makam Ratu Seshestet, yang merupakan ibu dari Raja Firaun Teti. Penemuan piramida tersebut diumumkan pada 11 november 2008.

    Semua piramida Mesir, kecuali piramida kecil Dinasti Ketiga di Zawyet el-Maiyitin, terletak di tepi barat sungai Nil dan sebagian besar dikelompokkan bersama dalam sejumlah situs piramida.

    Abu Rawash

    Abu Rawash adalah situs piramida yang berada sekitar 5 mil (8 km) barat laut Piramida Giza di tepi barat sungai Nil.Di sana terdapat Piramida Djedefre atau yang dikenal sebagai “piramida yang hilang”. Kondisi dari piramida tersebut sebagian besar telah hancur. Piramida tersebut diyakini dibangun oleh Djedefre, yang merupakan putra dan penerus raja Khufu.

    Penggalian Abu Rawash yang dilakukan oleh Dr. Michael Baud dari Museum Louvre di Paris menunjukkan bahwa piramida Djedefre sebenarnya tidak pernah selesai dibangun. Namun diperkirakan bahwa apabila selesai dibangun, maka ukuran Piramida Djedefre hampir sama dengan ukuran Piramida Menkaure yang merupakan salah satu dari piramida terbesar yang di dataran tinggi Giza.

    Giza

    Kompleks piramida Giza atau disebut juga nekropolis Giza, adalah kompleks piramida yang berlokasi di Giza, pinggiran Kairo, Mesir. Monumen kuno tersebut terletak sekitar delapan kilometer ke padang pasir dari kota tua Giza di Nil, sekitar 25 kilometer sebelah barat daya pusat kota Kairo. Di kompleks piramida Giza terdapat tiga piramida besar, yaitu Piramida Menkaure, Piramida Khafre dan Piramida Khufu. Selain itu, disana juga terdapat patung sfinks serta tiga piramida satelit yang disertai dengan kuil dan sub strukturnya masing-masing.

    Kompleks piramida Giza telah menjadi tujuan wisata populer sejak zaman dahulu. Piramida Khufu dan Piramida Khafre merupakan piramida terbesar yang dibangun di Mesir kuno, dan secara historis mereka umum digunakan sebagai lambang Mesir Kuno dalam imajinasi Barat. Mereka dipopulerkan pada zaman Helenistik, ketika Piramida Khufu terdaftar oleh Antipater dari Sidon sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Saat ini, Piramida Khufu merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Kuno dan satu-satunya dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang yang relatif masih utuh

    Zawyet el-Aryan

    Situs Zawyet El Aryan berlokasi di sebuah kota Kegubernuran Giza, yang terletak di antara Giza dan Abusir. Di sebelah barat kota tersebut, tepat di daerah gurun, ada sebuah kuburan yang disebut dengan nama yang sama. Di Zawyet El Aryan, terdapat dua kompleks piramida yang belum selesai dan lima kuburan mastaba. Diyakini bahwa struktur piramida selatan yang dikenal dengan Piramida Berlapis, berasal dari Dinasti Ketiga firaun Khaba, yang merupakan penerus dekat Sekhemkhet. Sementara struktur utara merupakan piramida milik firaun Neraka.

    Abusir

    terdapat empat belas piramida yang ada di situs Abusir, yang berfungsi sebagai nekropolis kerajaan utama selama Dinasti Kelima. Namun, kualitas konstruksi piramida yang ada di Abusir lebih rendah dari pada Dinasti dinasti keempat. Konstruksi piramida-piramida tersebut lebih kecil dari periode pendahulunya dan dibuat dari batu kapur lokal berkualitas rendah.

    terdapat tiga piramida utama yang berada di Mesir, diantaranya yaitu Piramida Neferirkare kakai, Piramida Niuserre, dan Piramida Sahure. Sebagian dari piramida utama yang berada di Mesir dibangun dengan teknik konstruksi yang serupa, terdiri dari inti puing yang dikelilingi oleh anak tangga batu bata lumpur dengan selubung luar dari batu kapur.

    Piramida Neferirkare Kakai merupakan piramida tertinggi dari Dinasti Kelima yang dibangun untuk  Neferirkare Kakai pada SM abad ke-25.Piramida itu dianggap penting karena penggaliannya mengarah pada penemuan Papirus Abusir. Piramida Neferirkare Kakai pada awalnya dibangun sebagai piramida bertingkat dengan tinggi sekitar 70 m (230 kaki), tapi kemudian diubah menjadi piramida “asli” dengan tingkatannya diisi dengan pasangan bata longgar. Selain itu, di Abusir juga terdapat Piramida Neferefre yang belum selesai dibuat

    Saqqara

    Saqqara adalah sebuah situs pemakaman Mesir Kuno yang terletak di Mesir, yang terletak sekitar 30 km selatan kota Kairo. Piramida utama yang ada di situs ini merupakan sebuah piramida bertangga tertua di dunia, yaitu Piramida Djoser. Piramida tersebut dibangun pada abad ke-27 selama Dinasti Ketiga sebagai makam firaun Djoser.

    Dahshur

    Dahshur adalah pemakaman kerajaan yang terletak di padang pasir tepi barat Sungai Nil, sekitar 40 kilometer (25 mi) di selatan Kairo. Piramida pertama yang dibangun di Dahshur adalah Piramida Bent(2613–2589 SM). Piramida itu dibangun pada masa pemerintahan Raja Sneferu. Namun, kesalahan perhitungan terjadi ketika proses pembuatan piramida tersebut, sehingga membuat piramida tersebut menjadi tampak “bengkok (bent)”. Menyadari kekurangannya dan belajar dari kesalahannya, Raja Sneferu kemudian memerintahkan untuk membangun piramida Dahshur kedua, yaitu Piramida Merah. Pembuatan Piramida Merah berhasil dilakukan dan dianggap sukses, dengan sisi piramida yang halus dan tinggi 341 kaki (104 meter), serta memiliki sudut 43 derajat. Nama Piramida Merah tersebut diambil dari bahan yang digunakan untuk membangun piramida, yaitu batu kapur merah. Diperkirakan bahwa piramida tersebut digunakan sebagai tempat peristirahatan Raja Sneferu.

    Piramida lain yang berada di Dahshur adalah Piramida Putih, yang merupakan milik Raja Amenemhat II dinasti ke-12. Selain Piramida Putih, di sana juga terdapat piramida milik Raja Senusret II dinasti ke-12 (1878 – 1839 SM).

    Di situs Dahshur juga terdapat Piramida Hitam yang berasal dari masa pemerintahan Amenemhat II, dan Piramida Ameny Qemau untuk Ameny Qemau, raja ke-5 dari dinasti ke-13 selama periode menengah kedua Mesir.

    Maz Ghana

    Mazghuna atau juga dikenal dengan Al-Manzhumah, merupakan situs dari beberapa piramida batu bata lumpur (mudbrick) yang berasal dari Dinasti kedua belas Mesir.Pada tahun 1910 daerah tersebut dieksplorasi oleh Ernest Mackay dan digali oleh Flinders Petrie pada tahun 1911. Diyakini bahwa dua piramida yang belum selesai di Mizuna merupakan makam dari firaun Dinasti kedua belas Mesir Amenemhat IV dan Sobekneferu. Namun, tidak ada bukti konklusif mengenai hal tersebut.

    Di situs tersebut terdapat Piramida Mizuna Selatan yang belum selesai dan belum siapa firaun pemilik piramida tersebut. Namun, piramida tersebut diperkirakan milik Amenemhat IV. Piramida itu berjarak sekitar 4,8 km selatan dari Piramida Bent Sneferu

    Lisht

    Situs Mesir kuno Light atau el-Licht dapat ditemukan di tepi barat sungai Nil, sekitar 65 km selatan dari kota Kairo, dekat dengan kota Itjtawy. List merupakan situs kerajaan pertengahan mesir dan tempat pemakaman. Di sana terdapat dua piramida besar yang dibangun sepanjang periode dinasti ke-12 dan dinasti ke-13 Mesir. Dua piramida tersebut merupakan piramida milik Amenemhat I dan putranya, yaitu Senusret I. Dua piramida utama itu dikelilingi oleh 10 piramida tambahan dengan ukuran yang lebih kecil dan banyak makam mastaba pejabat tinggi serta anggota keluarganya. Salah satu piramida tambahan tersebut diyakini merupakan piramida milik sepupu Amenemhat, yaitu Khaba II. Di situs ini juga ditemukan makam Sentisi, yang merupakan seorang wanita Mesir kuno yang hidup pada akhir Dinasti ke-12 atau sekitar tahun 1800 SM.

    Medium

    Medium adalah situs arkeologi yang berada di Mesir Hilir. Daerah tersebut terletak sekitar 100 kilometer dari selatan Kairo modern. Piramida di Meydum dianggap sebagai piramida kedua yang dibangun setelah Piramida Djoser dan kemungkinan pada awalnya dibangun untuk firaun terakhir dari Dinasti Ketiga, yaitu Huni. Pembangunan piramida tersebut kemudian dilanjutkan oleh firaun Sneferu.Piramida tersebut dinamakan el-haram al-kadzab (Pseudo Pyramid) dalam bahasa Arab Mesir, karena penampilan piramida yang tidak biasa.

    Hawara

    Hawara adalah situs arkeologi Mesir Kuno yang terletak di selatan situs Crocodilopolis, Fayyum, Mesir. Di situs tersebut terdapat piramida yang dibangun oleh firaun Amenemhat III pada abad ke-19 SM.] Piramida Hawara tersebut diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Amenemhet III. Selain itu, disana juga terdapat pada makam utuh (piramida) Neferu-Ptah, putri dari Amenemhet III. Makam tersebut ditemukan sekitar 2 km sebelah selatan dari piramida raja Amenemhat.

    El Lahun

    El lahun atau Kahun adalah desa pekerja yang berlokasi di Fayyum, Mesir. El lahun dikaitkan dengan Piramida Senusret II dinasti ke-12 yang terletak di dekat kota modern dan sering disebut sebagai Piramida Lahun.

    El-Kurru

    El-Kurru adalah salah satu pemakaman kerajaan yang digunakan oleh keluarga kerajaan Nubia Kush pada dinasti ke-25 Mesir. Situs tersebut sekarang terletak di Asy-Syamaliyah, Sudan. Digali oleh George Reisner, yang sebagian besar piramida kerajaan Nubia berasal dari awal periode Kushite, yaitu dari Raja Alara (795–752 SM) hingga Raja Nastasen (335–315 SM).

    Di situs tersebut terdapat piramida (makam) raja Kerajaan Kush dan pendiri dinasti kedua puluh lima Mesir, yaitu Raja Piye. Piramida Piye berada di sebelah piramida terbesar yang ada di pemakaman tersebut. Selain Piramida Piye, terdapat juga piramida atau makam Raja Kashta, Tantamani, Shabaka dan beberapa ratu lainnya yang dimakamkan di piramida yang berada di El-Kurru.

    Nuri

    Nuri adalah sebuah kawasan yang berlokasi di Sudan, yang berfungsi sebagai pemakaman pekerjaan untuk kota kuno Napata, yang merupakan ibu kota pertama Kerajaan Nubia Kush.

    Di sana terdapat lebih dari 20 piramida kuno milik raja dan ratu Nubia, dan di puncaknya terdapat 80 atau lebih piramida para bangsawan yang berada di Nuri.Firaun Taharqa yang merupakan raja Kerajaan Kush dari dinasti ke-25 Mesir membangun piramida nuri yang paling awal dan yang terbesar di wilayah tersebut (Sudan utara).

    Teknik konstruksi

    Banyak hipotesis dan argumen yang belum terselesaikan tentang teknik konstruksi piramida, serta ketidakpastian tentang jenis tenaga kerja yang digunakan kala itu. Sebagian besar hipotesis konstruksi didasarkan pada keyakinan bahwa batu-batu besar diukir atau dipahat dari tambang terlebih dahulu dengan alat pahat batu, dan kemudian batu-batu tersebut diseret dan diangkat ke posisinya.Namun, terdapat perbedaan pendapat, terutama berkaitan dengan metode yang digunakan untuk memindahkan dan menempatkan batu-batu yang digunakan dalam pembuatan piramida.

    Bertahun-tahun setelah serangkaian peristiwa yang terjadi orang Yunani percaya bahwa piramida pasti dibangun oleh para pekerja keras. Namun, para arkeolog kini meyakini bahwa Piramida Agung Giza dibangun oleh puluhan ribu pekerja terampil yang berkemah di dekat piramida tersebut (perkiraan). Mereka bekerja untuk memperoleh gaji atau sebagai bentuk pembayaran pajak (retribusi) hingga pembangunan piramida selesai. Hal tersebut merujuk pada kuburan pekerja yang ditemukan pada tahun 1990 oleh arkeolog bernama Zahi Hawass dan Mark Lehner.

    Salah satu teori menyatakan bahwa para ahli perajin atau pekerja menggunakan bantuan Sungai Nil untuk membantu menggerakkan batu-batu menuju ke lokasi lebih dekat dengan konstruksi piramida. Sesampainya di sana, batu-batu tersebut diangkut dengan memanfaatkan tuas dan bidang landai menuju lokasi tujuan. Pendapat lain menyatakan bahwa batu-batu tersebut kemungkinan diangkut dengan menggunakan kereta luncur kayu

    TEMPAT BERMAIN SLOT YANG ASIK : MAHKOTA69

  • Palung Mariana Terdalam di Dunia

    Palung Mariana Terdalam di Dunia

    Palung Mariana (bahasa Inggris: Mariana Trench) adalah palung terdalam yang diketahui, terletak di dasar laut sebelah timur kepulauan Mariana barat Samudra Pasifik dekat dengan Jepang dan pulau Guam,dan lokasi terdalamnya berada di kerak Bumi. Palung ini terletak di dasar barat laut Samudra Pasifik, sebelah timur Kepulauan Mariana di 11° 21′ Lintang Utara dan 142° 12′ Bujur Timur.Palung ini merupakan batasan di mana dua lempeng tektonik bertemu, zona subduksi di mana Lempeng Pasifik disubduksi di bawah Lempeng Filipina.

    Kedalaman dari palung ini jauh di bawah permukaan laut, lebih jauh dari ketinggian Gunung Everest (9 km di atas permukaan laut). Palung ini memiliki kedalaman maksimum 10.927 – 11.035 meter di bawah permukaan laut atau sekitar 80 kali ketinggian Monumen Nasional (137 m). Meskipun begitu, mengingat palung terletak di khatulistiwa dan Bumi makin menggelembung, jadi tidak sedalam palung di Atlantik.Bentuk Palung Mariana seperti huruf V, dan membentang sepanjang 2.550 km dan lebar 63 meter dari Pasifik hingga timur pulau Mariana.Palung Mariana terbentuk sekitar 180 juta tahun lalu akibat adanya tabrakan kuat antara lempeng tektonik Pasifik dan lempengan Filipina. Tabrakan tersebut akhirnya menciptakan titik yang lapisannya jatuh ke dalam lapisan mantel Bumi.

    Palung ini pertama kali diteliti pada tahun 1875 oleh kapal Angkatan Laut Britania, Challenger II, menggunakan kapal selam bernama Trieste dan memberikan nama titik terdalam dari palung tersebut Kedalaman Challenger. Menggunakan gema suara, Challenger II mengukur kedalam 5.960 fathom (10.900 m) pada 11° 19′ U, 142° 15′ T. Penyuaraan ini diulang berkali-kali menggunakan “earphone” untuk mendengar sinyal yang kembali ketika “stylus” melewati skala kedalaman “graduated”, sementara itu ketika pengukuran waktu kecepatan mesin gema-suara, sebuah bagian yang diperlukan dari proses ini, ditangani dengan “stopwatch”. Untuk alasan ini dianggap cukup berhati-hati untuk mengurangi satu skala divisi (20 fm) ketika mengumumkan resmi kedalaman baru 5.940 fm (10.863 m).

    Di dasar Palung Mariana, air memberikan tekanan sebesar 1.086 bar (108 MPa atau 15.751 psi) atau 8 ton per inci persegi. Ini bisa diilustrasikan sebagai 50 unit pesawat jet terbesar di dunia maupun 1.600 gajah Afrika yang ditumpuk.

    Etimologi

    Palung Mariana dinamai berdasarkan Kepulauan Mariana di dekatnya, yang diberi nama Las Marianas untuk menghormati Ratu Spanyol Mariana dari Austria, janda Philip IV dari Spanyol. Pulau-pulau tersebut merupakan bagian dari busur pulau yang terbentuk di atas lempeng yang menunggang, yang disebut Lempeng Mariana (juga dinamai untuk pulau-pulau), di sisi barat palung.

    Geologi

    Palung Mariana merupakan bagian dari sistem subduksi Izu-Bonin-Mariana yang membentuk batas antara dua lempeng tektonik. Dalam sistem ini, tepi barat salah satu lempeng, Lempeng Pasifik, di subduksi (yaitu, dorongan) di bawah Lempeng Mariana yang lebih kecil yang terletak di barat. Materi kerak di tepi barat Lempeng Pasifik adalah sebagian dari kerak samudera tertua di bumi (hingga 170 juta tahun), dan karenanya, lebih dingin dan lebih padat; oleh karena itu perbedaan ketinggiannya yang besar relatif terhadap Lempeng Mariana yang berkuda lebih tinggi (dan lebih muda). Area terdalam di batas lempeng adalah Palung Mariana.

    Pergerakan lempeng Pasifik dan Mariana juga secara tidak langsung bertanggung jawab atas pembentukan Kepulauan Mariana. Pulau-pulau vulkanik ini disebabkan oleh pelelehan fluks pada mantel atas akibat keluarnya air yang terperangkap dalam mineral-mineral dari bagian subduksi Lempeng Pasifik

    5 Fakta Palung Mariana serta Letak, Kedalaman, dan Penghuninya

     Palung Mariana Bicara soal alam tidak akan ada habisnya, baik itu udara, daratan, atau bahkan laut. Kondisi alam laut yang ada di dunia ini sangatlah beragam, sehingga kondisi laut antara negara yang satu dengan negara lainnya tidak selalu sama.

    Selain itu, ketika bicara soal laut, maka biasanya sulit dipisahkan dari yang namanya palung. Salah satu palung yang sudah dikenal di dunia adalah  palung Mariana. Lalu, sebenarnya di mana letak palung Mariana dan di dalam palung Mariana ada apa saja?

    Letak Palung Mariana

    Palung Mariana merupakan palung yang paling besar terletak di Samudera Pasifik bagian barat Filipina. Palung ini mempunyai titik terdalam di permukaan bumi, karena mempunyai jurang dasar laut yang paling dalam.

    Palung ini berada di dalam samudera Pasifik yang luasnya lebih dari 2/3 bumi. Paling dasar samudera ada kerak bumi yang membentuk pegunungan, ngarai maupun daratan. Palung laut terbentuk karena pertemuan antar lempeng dan palung merupakan cekungan sempit yang letaknya sangat dalam di dasar laut.

    Hal seperti itu dapat terjadi karena ketika di dasar laut akan ada pegunungan yang cukup banyak, sehingga bisa terjadi pertemuan antara dua lempeng. Dengan pertemuan antara dua lempeng itu akan menghasilkan jurang yang sangat dalam

    Kedalaman Palung Mariana

    Rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas kedalaman palung Mariana. Kedalaman palung ini diperkirakan sekitar 11.034 meter apabila dibandingkan dengan Gunung Everest setinggi 8.848 meter di atas permukaan laut. Selain itu, bagian terdalam palung ini sekitar 2.147 meter lebih dalam dari ketinggian Everest.

    Palung Mariana berada di titik terdalam di permukaan bumi. Bagian dalam mengeluarkan belerang cair, karbondioksida, gunung, dan binatang laut yang bisa beradaptasi.

    Panjang Laut Palung Mariana

    Palung Mariana yang berada di Pasifik Timur dari Filipina mempunyai panjang sekitar 2.250 km, lebar rata–rata 69 km dan jarak dari laut ke palung terdalam mencapai 11 km.

    Penghuni Palung Mariana

    Tekanan air di dasar laut palung Mariana 1.000 kali lebih kencang dari tekanan atmosfer normal di permukaan bumi. Namun, di dalam palung ini, ternyata masih ada temuan beberapa hewan. Berikut ini daftar hewan yang hidup di dalamnya.

    1. Angler Fish

    Ikan Angler mempunyai bagian ujung terang di kepalanya yang berfungsi menangkap mangsa. Angler Fish atau ikan pemancing dapat ditemukan di palung yang sangat gelap. Ikan ini mempunyai bentuk yang hampir mirip dengan ikan bercahaya yang ada di film Finding Nemo.

    Ikan pemancing ini mempunyai ciri khas yaitu cahaya terang yang menyala di depan kepalanya. Selain itu, mulutnya dipenuhi dengan gigi yang tajam, serta mempunyai panjang gigi sekitar 20 cm untuk betina. Sementara itu, ukuran tubuh ikan pemancing jantan lebih besar dari betina.

    2. Dumbo Octopus

    Dikenal sebagai gurita dumbo atau grimpoteuthis. Gurita ini pertama kali ditemukan sekitar tahun 1883. Akan tetapi, spesimen selanjutnya tidak terlihat hingga ditemukan lagi di tahun 1990-an. Jenis gurita ini mempunyai ukuran lebih kecil sekitar 20 hingga 30 cm. Tubuhnya berbentuk seperti agar–agar ini bermanfaat untuk gurita hidup di lingkungan bertekanan tinggi.

    Gurita Dumbo bentuknya seperti hewan yang mempunyai telinga. Bagian tubuhnya yang mirip dengan daun telinga adalah sirip dari gurita. Panjang gurita Dumbo sekitar 30 cm dan hidup di kedalaman 3.962 meter di palung Mariana.

    3. Hiu Berjumbai

    Hiu berjumbai merupakan hewan purba yang diperkirakan hidup lebih dari 80 tahun yang lalu. Ikan hiu ini mempunyai ciri–ciri tubuh berwarna coklat, abu–abu dan berotot. Ikan hiu ini mempunyai rahang dan gigi.

    Jumlah gigi di rahang atas sekitar 19 hingga 28 buah. Sedangkan untuk jumlah gigi di rahang bawah sekitar 21 sampai 29 buah. Ikan hiu berjumbai ini tinggal di dasar laut palung ini yang sangat dikenal dengan kedalamannya.

    4. Hiu Goblin

    Ikan hiu goblin termasuk spesies hiu yang langka di bumi. Penampilan hiu ini cukup menyeramkan apabila dibandingkan dengan penampilan dari hiu berjumbai. Hiu goblin mempunyai moncong memancang dan rahang panjang.

    Terdapat gigi yang kurus dan tajam di dalam moncong tersebut. Ikan ini mempunyai warna kulit merah muda. Biasanya  ikan ini jarang terlihat oleh manusia karena mereka tinggal sekitar 100 meter bawah laut.

    5. Gurita Teleskop

    Hewan langka selanjutnya yang ada di palung ini yaitu gurita yang mempunyai warna transparan atau tidak berwarna. Gurita ini mempunyai 8 lengan transparan yang berukuran sama dan mata mereka bentuknya seperti tabung.

    Jenis gurita ini ditemukan oleh Dr. William Evans Hoyle pada tahun 1885. Gurita ini dikategorikan sebagai spesies langka karena hanya diketahui oleh sebagian ilmuwan dan masyarakat.

    Hewan ini tinggal di kedalaman 1.981 meter di palung ini. Mereka mempunyai cara berenang secara vertikal yaitu dari atas ke bawah maupun sebaliknya dan gerakan ini membuat gurita bertubuh transparan bisa bertahan hidup dari predator.

    6. Ikan Berkepala Transparan

    Ikan berkepala transparan disebut dengan Macropinna Microstoma. Dinamakan transparan karena kepala ikan tersebut memancarkan cahaya di tengah kegelapan palung Mariana.

    7. Cacing Zombie atau OsedaxX

    Cacing zombie merupakan cacing yang hidup berkerumunan di dalam palung ini. Mereka akan memakan tulang dan bangkai ikan paus atau hewan yang mati di dalam laut yang gelap. Selain itu, mereka juga menggunakan jaringan akar khusus untuk mengebor tulang ikan paus atau hewan laut yang sudah mati di dalam laut.

    8. Deep Sea Dragonfish

    Selain Anglerfish, ada ikan Naga Laut Dalam atau ikan Naga tanpa Sisik. Ikan ini termasuk predator yang hidup di perairan dalam. Ikan ini mempunyai cahayanya sendiri untuk memancing mangsanya.

    9. Ikan Sea Devil

    Hewan pertama yang terdeteksi masuk ke dalam palung ini adanya ikan yang menyeramkan. Salah satunya adalah ikan seadevil yang mempunyai semacam lampu penerangan di dekat kepalanya untuk menarik mangsa agar mendekatinya. Selain itu, adanya cahaya pada kepalanya itu merupakan kelebihan yang memungkinkannya untuk hidup nyaman di dasar laut yang gelap gulita.

    10. Hiu Megalodon

    Hewan selanjutnya yang ada di dalam palung ini yaitu hiu megalodon. Hewan ini dianggap ada dan hidup di laut terdalam di dunia ini. Selain itu, ada sebuah mitos yang sering diperbincangkan oleh para pengamat di luar sana bahwa di palung Mariana, hiu megalodon masih hidup dan bersembunyi dengan tenang.

    Kendati telah dinyatakan punah, tetapi kemungkinan bahwa hiu purba yang panjangnya bisa mencapai puluhan meter dengan bobot hingga ratusan ton ini masih banyak diyakini keberadaannya. Maka dari itu, banyak peneliti yang tertantang untuk membuktikkan hiu purba yang masih hidup di perairan sekitar palung Mariana. Meski begitu, penelitian ini tentu tidak sembarangan untuk dilakukan karena berbahaya dan beresiko kematian pada para penelitinya.

    Mengingat belum banyak laut dalam yang pernah diekspor oleh manusia dan meski tidak ada bukti atau dokumentasi nyata mengenai keberadaan hiu megalodon, kemungkinan hal ini masih sangat terbuka lebar.

    Oleh karena itu, kita hanya dapat menunggu sampai manusia menemukan teknologi super canggih yang memungkinkan kita untuk menyelam ke dasar laut dengan peralatan atau perlengkapan sederhana. Apabila sudah sampai di titik itu, maka jangan heran jika kita benar–benar menemukan hiu atau barangkali hiu–hiu lainnya yang belum pernah tercatat dalam sejarah.

    Ciri–Ciri Palung Mariana

    Di dasar laut, ada banyak lokasi yang membentuk cekungan. Namun, masing–masing objek khusus tentu mempunyai ciri–ciri tertentu. Hal ini juga berlaku untuk  palung Mariana. Berikut ini ciri–ciri palung Mariana.

    1. Mempunyai kedalaman yang sangat curam dan berbahaya
    2. Berbentuk seperti jurang dan menjorok ke dalam
    3. Semakin dalam, hanya akan ada kegelapan
    4. Letaknya di dalam lautan lepas
    5. Dindingnya tajam dan curam
    6. Terjal
    7. Berbentuk cekung
  • Natron, Danau ‘MAGIC’ yang Bisa Ubah Makhluk Batu

    Natron Ubah Makhluk Hidup Jadi Batu

    Sudah sejak lama Danau Natron dinobatkan sebagai danau paling tenang sekaligus mengerikan di Afrika. Terletak di Tanzania Utara, Danau Natron menjadi tempat favorit para wisatawan dunia untuk mengambil foto-foto ciamik dan fantastis.

    Tak ubahnya danau terkutuk, Natron dihiasi mayat-mayat makhluk hidup yang berubah menjadi ‘batu’. Ini akibat kandungan alkali yang sangat tinggi dengan tingkat pH 10,5 sehingga dapat membakar kulit dan mata hewan yang tidak mampu beradaptasi. Kandungan alkali dalam air berasal dari natrium karbonat dan mineral lain yang mengalir dari perbukitan ke Natron.

    Natrium karbonat yang pernah digunakan dalam praktik mumifikasi Mesir juga bertindak sebagai jenis pengawet alami bagi hewan-hewan bernasib sial yang mati di perairan Danau Natron.

    Sejumlah hewan yang mati di sana sebenarnya tidak benar-benar berubah menjadi batu, melainkan terawetkan oleh kandungan natrium karbonat dalam air danau sehingga mengubah mayat menjadi mumi. Faktanya, kandungan alkali di Danau Natron juga telah mendukung kehidupan makhluk lain, seperti flamingo, ikan, dan alga.

    Seorang fotografer bernama Nick Brandt, berhasil mengabadikan beberapa penampakan hewan yang mati di danau Netron. Hewan-hewan itu tampak seperti patung abu yang sengaja disimpan di sekitar danau untuk memberikan kesan angker. Hasil jepretan Brand diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Across the Ravaged Land” pada 2013 lalu.

    Ketika Brandt berada di Netron, ia menemukan sisa-sisa mayat burung flamingo dan hewan lain yang terawetkan oleh natrium karbonat. “Saya secara tak sengaja menemukan makhluk-makhluk itu–mulai dari burung hingga kelelawar– terdampar di sepanjang garis pantai Danau Natron,” tulis Brandt dalam bukunya.

    “Tidak ada yang tahu pasti bagaimana mereka mati, tapi yang jelasnya airnya mengandung soda dan garam yang sangat tinggi sehingga menghilangkan warna dari kotak film saya dalam beberapa detik.”

    Brandt menemukan makhluk-makhluk itu di sepanjang Danau Natron. Untuk mendapatkan foto yang sempurna, ia mengubah posisi mayat hewan ke keadaan tertentu, membuat mereka tampak lebih hidup saat dipotret.

    Selama musim kawin, lebih dari 2 juta ekor burung flamingo kecil (Phoenicopterus minor) menggunakan danau Natron sebagai tempat berkembang biak. Mereka bersarang di atas pulau-pulau kecil yang terbentuk di tengah danau pada saat musim kemarau.

    Ada dua danau alkali yang ada di Afrika Timur, yakni Natron dan Bahi. Keduanya sama-sama tidak mengalirkan air ke sungai maupun laut. Adapun air di kedua danau tersebut berasal dari mata air panas dan sungai kecil yang ada di sekitarnya. Suhu Lake Natron dapat mencapai 106 derajat Fahrenheit atau setara dengan 41 derajat Celcius.

    Penyebabnya Air Danau Natron Dapat Mengubah Makhluk Hidup Jadi Batu

    danau ini kaya akan mineral, terutama sodium karbonat dan sodium bikarbonat, yang terbawa oleh aliran sungai-sungai yang mengalir ke dalam danau.

    Kombinasi suhu tinggi dan kandungan mineral yang tinggi menciptakan kondisi ideal untuk terjadinya transformasi unik ini.

    Ketika air Danau Natron menguap karena terpapar sinar matahari, mineral-mineral yang terlarut dalam air, terutama sodium karbonat, mulai mengkristal.

    Kristal-kristal ini membungkus segala sesuatu yang bersentuhan dengan air danau, menciptakan lapisan tipis batu karbonat sodium yang mirip garam.

    Salah satu pemandangan paling mencolok di sekitar Danau Natron adalah bangkai hewan yang terkubur dalam lapisan batu sodium karbonat.

    Saat hewan mati dan jatuh ke dalam danau, proses mineralisasi dimulai.

    Tubuh hewan tersebut secara perlahan-lahan terbungkus oleh lapisan batu, menciptakan replika yang awet dan menjadikannya bagian dari keunikan danau ini.

    Pohon dan tanaman yang terendam di dalam danau juga mengalami transformasi serupa.

    Akar dan batang mereka terbungkus oleh lapisan batu sodium karbonat.

    Menciptakan pemandangan yang tidak biasa di mana batang-batang pohon berubah menjadi struktur batu yang kaku dan menyerupai patung alam.

    Meskipun Danau Natron memberikan pemandangan yang unik dan indah, keadaan ini menimbulkan tantangan besar bagi kehidupan di sekitarnya.

    Hewan-hewan yang hidup di danau ini telah beradaptasi dengan kondisi ekstrim.

    Beberapa di antaranya memiliki lapisan pelindung khusus untuk melawan efek mineralisasi.

    Airnya yang memiliki kekuatan untuk mengubah segala sesuatu menjadi batu memberikan daya tarik tersendiri bagi peneliti, fotografer, dan pengunjung.

    Namun, sambil menikmati keindahan alam, kita juga harus menghargai keberlanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan di sekitar danau ini.

    15 Fakta Menarik Danau Natron, Tempat Unik di Dunia yang Membekukan

    Fakta Menarik Danau Natron

    1. Memiliki keanekaragaman hayati yang unik, Danau Natron terdaftar dalam Ramsar List of Wetlands of International Importance.
    2. Bahkan Danau Natron juga masuk dalam daftar tempat terunik di dunia dan diakui sebagai ekoregion penting oleh World Wildlife Fund.
    3. Danau Natron jadi sumber dari beberapa foto mengagumkan seperti karya fotografer Nick Brant.
    4. Danau ini jadi rumah bagi spesies unik, salah satunya ikan tilapia alkaline yang telah berkembang untuk bertahan hidup di air yang sangat alkalin ini.
    5. Danau Natron terkenal karena kemampuannya membekukan makhluk hidup.
    6. Beberapa hewan, seperti burung, sering ditemukan terkunci dalam posisi hidup dalam lapisan garam yang terbentuk di sekitar Danau Natron.
    7. Terdapat situs arkeologi kuno yang meliputi gua dengan lukisan dinding dan artefak kuno, mengungkap sejarah panjang kawasan ini sebagai tempat bersejarah.
    8. Danau Natron adalah salah satu tempat yang digemari oleh burung flamingo.
    9. Jutaan burung flamingo Lesser dan Greater berkumpul di Danau Natron untuk berkembang biak serta menciptakan pemandangan yang luar biasa dan mempesona.
    1. Dalam upaya untuk melindungi ekosistem unik dan mengurangi gangguan manusia, akses ke Danau Natron dibatasi.
    2. Pemandangan yang unik dan warna-warni air Danau Natron menciptakan latar belakang yang luar biasa untuk karya seni visual.
    3. Penemuan mumi manusia kuno yang telah terawetkan di sekitar Danau Natron.
    4. Kandungan dari endapan natrium karbonat mirip dengan kandungan untuk mengawetkan mumi di Mesir.
    5. Sudah sejak lama Danau Natron dinobatkan sebagai danau paling tenang sekaligus mengerikan di Afrika.
    6. Kandungan garam pada Danau Natron berasal dari Gunung Ol Doinya Lengai.

    Demikianlah informasi tentang fakta-fakta menarik Danau Natron yang dikenal tenang, namun bisa membekukan hewan.

    Mengapa Danau Natron dianggap mematikan?

    Air yang sangat basa di danau ini mengandung pH setinggi 10,5 serta dapat membakar kulit dan mata hewan yang tidak mampu beradaptasi dengan air.

    Danau ini penuh dengan natrium karbonat dan garam yang dilepaskan dari gunung berapi Ol Doinyo Lengai.

    Danau kaustik ini membentuk kerak-kerak pada tubuh hewan atau burung yang terjatuh ke dalamnya.

    Mengapa danau ini berwarna merah?

    Tidak seperti danau lainnya, air di danau ini tidak mengalir keluar dan terus terkumpul.

    Suhu danau bisa naik mencapai 60 derajat Celsius. Ketika menguap, air meninggalkan sejumlah besar garam.

    Lingkungan hipersalin atau berkadar garam tinggi ini memicu pertumbuhan haloarchaea, mikroorganisme yang menyukai garam, sehingga menjadikan air berwarna merah.

    Area ini juga menerima curah hujan yang sangat sedikit.

    Sanggupkah hewan bertahan hidup di danau ini?

    Danau ini menjadi surga bagi flamingo. Kulitnya yang keras melindungi burung tersebut dari luka bakar.

    Selain itu, danau ini merupakan tempat berkembang biak yang aman karena kandungan racunnya menjauhkan hewan pemangsa.

    Perlu diketahui, sejumlah spesies ikan dan invertebrata mampu bertahan hidup di bagian luar danau.

    Danau ini memiliki permukaan seperti cermin yang menipu burung hingga memasuki air dan tewas.

    Benarkah burung menjadi batu di Danau Natron?

    Setiap burung yang turun ke danau ini mengalami kalsifikasi. Hal itu berarti garam di danau mengeraskan tubuh burung yang membuatnya terlihat seperti batu.

    Natrium karbonat dan natrium bikarbonat merupakan pemicu fenomena ini. Faktanya, orang-orang Mesir menggunakan dua bahan tersebut untuk membuat mumi dari orang yang sudah meninggal.

    Pada tahun 2011, hewan-hewan yang mati itu diabadikan dalam foto-foto jepretan fotografer satwa liar Nick Brandt yang menarik perhatian khalayak.

    Begini kata sang fotografer

    Brand bepergian dalam rangka pengambilan gambar untuk buku baru tentang satwa liar Afrika Timur yang menghilang pada tahun 2011 lalu menemukan danau ini.

    “Ketika pertama kali melihat makhluk-makhluk itu di tepi danau, saya benar-benar terpesona,” ujar Brandt.

    “Saya seketika dapat ide, yaitu memotret hewan itu seolah-olah masih hidup,” timpalnya

    Mengapa danau ini disebut surga flamingo?

    Danau ini merupakan rumah bagi burung flamingo yang berkembang biak disini tanpa masalah.

    Bahkan, danau itu sebenarnya menjadi tempat berkembang biak terbesar di seluruh dunia untuk lebih dari 2,5 juta flamingo minor.

    Spesies flamingo tersebut mampu memakan ganggang biru hijau yang tumbuh di danau ini.

    Burung air tertentu lainnya, seperti bangau, juga tidak terdampak secara negatif oleh sianobakteri danau.

    Kapan waktu ideal mengunjungi danau ini ?

    Anda bisa melakukan perjalanan ke danau ini selama musim hujan atau kemarau jika ingin berwisata jalan kaki di sekitar danau. Namun, jangan coba-coba berenang di dalamnya. Anda juga dapat menikmati perjalanan di gunung berapi Ol Doinyo Lengai di dekat danau.

  • Gunung Everest Sebagai Gunung Tertinggi di Dunia

    Gunung Everest

    Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah titik tertinggi di dunia. Gunung ini merupakan gunung tertinggi ketiga di dunia setelah Mauna Kea dan Mauna Loa jika tingginya diukur dari dasar laut, namun gunung tertinggi pertama di dunia jika ketinggian diukur tidak dari dasar laut. Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet, Tiongkok; dimana puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha (सगरमाथा, bahasa Sanskerta untuk “Kepala Langit”) dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma (“Ibunda Semesta”), dilafalkan dalam bahasa Tionghoa (pinyin: Zhūmùlǎngmǎ Fēng).

    Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, kepala juru ukur India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak benua tertinggi di dunia.

    Nama Gunung 

    Nama Tibet untuk Everest adalah Qomolangma (ཇོ་མོ་གླང་མ, lit.  “Bunda Suci”). Nama ini pertama kali direkam dengan transkripsi Tionghoa pada Atlas Kangxi 1721 pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing, dan kemudian muncul sebagai “Toumour Lancar” pada peta tahun 1733 yang diterbitkan di Paris oleh ahli geografi Perancis DAnville berdasarkan peta sebelumnya.Penyebutan gunung ini juga populer diromanisasi sebagai Chomolungma dan (dalam Wylie) sebagai Jo-mo-gelang-ma.transkripsi Tionghoa resmi adalah 珠穆朗玛峰 ( 珠穆朗瑪峰), yang dalam bentuk pinyin adalah Zhūmùlǎngmǎ Fēng. Sementara nama Tiongkok lainnya termasuk Shèngmǔ Fēng (t 聖母峰, s 圣母峰, lit. “Holy Mother Peak”), nama-nama ini sebagian besar dihapus sejak Mei 1952 oleh Kementerian Dalam Negeri Tiongkok mengeluarkan keputusan untuk mengadopsi 珠穆朗玛峰 sebagai satu-satunya nama (romanisasi: Gunung Qomolangma). Nama-nama lokal yang terdokumentasi termasuk “Deodenha” (“Gunung Suci”), tetapi tidak jelas apakah itu umum digunakan.

    Pada tahun 1849, survei Inggris ingin mempertahankan nama lokal jika memungkinkan (mis., Kangchenjunga dan Dhaulagiri), dan Andrew Waugh, Surveyor Jenderal India Inggris berargumen bahwa dia tidak dapat menemukan nama lokal yang umum digunakan, karena pencariannya untuk nama lokal terhambat oleh Nepal dan Tibet yang tidak memasukkan orang asing. Waugh berargumen bahwa karena ada banyak nama lokal, akan sulit untuk memilih satu nama di atas nama lainnya; dia memutuskan bahwa Puncak XV harus dinamai menurut surveyor Inggris Sir George Everest, pendahulunya sebagai Surveyor General India.Everest sendiri menentang nama yang disarankan oleh Waugh dan mengatakan kepada Lembaga Geografi Kerajaan pada tahun 1857 bahwa “Everest” tidak dapat ditulis dalam bahasa bahasa Hindi atau diucapkan oleh “penduduk asli India” . Nama yang diusulkan Waugh menang meskipun ada beberapa yang merasa keberatan, dan pada tahun 1865, Lembaga Geografi Kerajaan secara resmi mengadopsi nama Everest sebagai nama gunung tertinggi di dunia.Sedangkan pengucapan modern Everest (/ˈɛvərɪst/)berbeda dari pengucapan nama belakang Sir George (/ˈiːvrɪst/ EEV-rist). Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Pada akhir abad ke-19, banyak kartografer Eropa salah percaya bahwa nama asli gunung tersebut adalah Gauri Shankar yang merupakan gunung di antara Kathmandu dan Everest.

    Pada awal 1960-an, pemerintah Nepal menciptakan nama Sagarmāthā (transkripsi IAST) atau Sagar -Matha dalam Nepal (सगर-माथा, [sʌɡʌrmatʰa], lit. “goddess of the sky”, yang berarti “Kepala di Langit Biru Besar”, yang berasal dari सगर (sagar), yang berarti “langit”, dan माथा (māthā), yang berarti “kepala”

    Survei

    Survei abad ke-19

    Pada tahun 1802, Inggris memulai Survei Trigonometri Besar di India untuk menetapkan lokasi, ketinggian, dan nama gunung tertinggi di dunia. Dimulai dari India selatan, tim survei bergerak ke utara menggunakan theodolit raksasa dengan masing-masing beratnya 500 kg (1.100 pon) dan membutuhkan 12 orang untuk membawanya, hal ini dilakukan untuk mengukur ketinggian seakurat mungkin. Mereka mencapai kaki bukit Himalaya pada tahun 1830-an, tetapi Nepal tidak mengizinkan Inggris untuk memasuki negara itu karena kecurigaan atas niat mereka, dan beberapa permintaan surveyor untuk memasuki Nepal ditolak. Inggris terpaksa melanjutkan pengamatan mereka dari Terai, sebuah wilayah di selatan Nepal yang sejajar dengan pegunungan Himalaya. Kondisi di Terai cukup sulit karena hujan deras dan terdapat ancaman malaria. Tiga petugas survei meninggal karena malaria sementara dua lainnya harus pensiun karena kesehatan yang buruk.

    Meskipun demikian, pada tahun 1847 Inggris melanjutkan survei mereka dan memulai pengamatan terperinci atas puncak Himalaya dari stasiun pengamatan hingga jarak 240 km (150 mi). Cuaca membatasi pekerjaan mereka hingga tiga bulan terakhir. Pada November 1847, Andrew Waugh, Surveyor General Inggris di India, melakukan beberapa pengamatan dari stasiun Sawajiri di ujung timur pegunungan Himalaya. Kangchenjunga dahulu dianggap sebagai puncak tertinggi di dunia, dan dengan penuh minat, dia mencatat puncak di baliknya, sekitar 230 km (140 mil) jauhnya. John Armstrong, salah satu bawahan Waugh, juga melihat puncak tersebut dari lokasi yang lebih jauh ke barat dan menyebutnya puncak “b”. Waugh kemudian menulis bahwa pengamatan menunjukkan bahwa puncak “b” lebih tinggi dari Kangchenjunga, tetapi mengingat jarak pengamatan yang sangat jauh, diperlukan pengamatan yang lebih dekat untuk dapat dilakukan verifikasi. Tahun berikutnya, Waugh mengirim petugas survei kembali ke Terai untuk mengamati lebih dekat puncak “b”, tetapi awan menggagalkan usahanya.

    Pada tahun 1849, Waugh mengirim James Nicolson ke daerah tersebut dan melakukan dua pengamatan dari Jirol yang berjarak 190 km (120 mil) jauhnya. Nicolson kemudian mengambil theodolite terbesar dan menuju ke timur, dan ia memperoleh lebih dari 30 pengamatan dari lima lokasi berbeda, dengan yang terdekat berjarak 174 km (108 mi) dari puncak.

    Nicolson mundur ke Patna di Gangga untuk melakukan perhitungan yang diperlukan berdasarkan pengamatannya. Data mentahnya memberikan tinggi rata-rata puncak “b” di kisaran 9.200 m (30.200 ft), tetapi ini tidak memperhitungkan refraksi cahaya yang mendistorsi ketinggian. Namun, angka tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa puncak “b” lebih tinggi dari Kangchenjunga. Kemudian dalam pengamatannya, Nicolson terjangkit malaria dan terpaksa pulang tanpa menyelesaikan perhitungannya. Michael Hennessy, salah satu asisten Waugh, mulai menetapkan puncak berdasarkan angka romawi dengan Kangchenjunga bernama Puncak IX, dan puncak “b” sekarang dikenal sebagai Puncak XV.

    Pada tahun 1852, Radhanath Sikdar seorang ahli matematika dan surveyor India dari Bengal ditempatkan di kantor pusat survei di Dehradun, ia adalah orang pertama yang mengidentifikasi Everest sebagai puncak tertinggi di dunia, menggunakan perhitungan trigonometri berdasarkan pengukuran Nicolson. Pengumuman resmi bahwa Puncak XV adalah yang tertinggi ditunda selama beberapa tahun karena perhitungannya berulang kali diverifikasi. Waugh mulai mengerjakan data Nicolson pada tahun 1854, dan bersama dengan stafnya menghabiskan hampir dua tahun mengerjakan angka tersebut, mereka juga harus berurusan dengan masalah pembiasan cahaya, tekanan barometrik, dan suhu pada jarak pengamatan yang sangat jauh. Akhirnya, pada bulan Maret 1856 dia mengumumkan penemuannya dalam sebuah surat kepada wakilnya di Kalkuta, bahwa Kangchenjunga dinyatakan memiliki ketinggian 8.582 m (28.156 ft), sedangkan Puncak XV memiliki tinggi 8.840 m (29.002 ft). Waugh menyimpulkan bahwa Puncak XV “kemungkinan besar yang tertinggi di dunia”. Puncak XV (diukur dalam kaki) dihitung tepat setinggi 29.000 ft (8.839,2 m), tetapi secara publik dinyatakan setinggi 29.002 ft (8.839,8 m) untuk menghindari kesan bahwa ketinggian tepat 29.000 kaki (8.839,2 m) tidak lebih dari perkiraan bulat.

    Survei abad ke-20

    Pada tahun 1856, Andrew Waugh mengumumkan bahwa Everest (kemudian dikenal sebagai Puncak XV) memiliki ketinggian 8.840 m (29.002 ft), angka ini didapat setelah beberapa tahun perhitungan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Survei Trigonometri Terpusat. Pada tahun 1955, ketinggian 8.848 m (29.029 ft) pertama kali ditentukan oleh surveyor India, dan dibuat lebih dekat ke gunung yang juga menggunakan theodolit Pada tahun 1975, kemudian ditegaskan kembali oleh pengukuran dari Tiongkok di angka 884.813 m (2.902.929,79 ft). Dalam kedua kasus, yang dikuru adalah tudung salju bukan puncak batunya, dengan demikian, ketinggian 8.848 m (29.029 ft) yang diberikan secara resmi diakui oleh Nepal dan Tiongkok.Kemudian, Nepal merencanakan survei baru pada tahun 2019 untuk menentukan apakah Gempa bumi Nepal April 2015 mempengaruhi ketinggian gunung.

    Survei abad ke-21

    Pada tanggal 9 Oktober 2005, setelah beberapa bulan pengukuran dan perhitungan, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Biro Survei dan Pemetaan Negara mengumumkan ketinggian Everest pada angka 884.443 m (2.901.715,88 ft) dengan akurasi ±021 m (826,8 in), mereka mengklaim ini adalah pengukuran yang paling akurat dan tepat hingga saat ini. Ketinggian ini didasarkan pada titik tertinggi batu dan bukan dari salju atau es yang menutupinya. Tim Tiongkok mengukur kedalaman es salju hingga 3,5 m (11 ft) yang sesuai dengan elevasi bersih pada ketinggian 8.848 m (29.029 ft). Kemudian banyak argumen muncul antara Tiongkok dan Nepal, apakah ketinggian resmi harus diukur berdasarkan tinggi batu (8.844 m, Tiongkok) atau tinggi salju (8.848 m, Nepal). Pada tahun 2010, kedua belah pihak sepakat bahwa ketinggian Everest adalah 8.848 m, dan Nepal mengakui klaim Tiongkok bahwa ketinggian bebatuan Everest adalah 8.844 m.

    Diperkirakan bahwa lempeng tektonik di daerah tersebut menambah ketinggian dan menggeser puncak ke arah timur laut. Dua akun menyarankan tingkat perubahan sejauh 4 mm (0,16 in) per tahun secara vertikal dan 3 hingga 6 mm (0,12 hingga 0,24 in) per tahun secara horizontal, tetapi akun lain nyebutkan lebih banyak gerakan menyamping (27 mm or 1,1 in)

    Perbandingan

    Puncak Everest adalah titik di mana permukaan bumi mencapai jarak terjauh dari permukaan laut. Beberapa gunung lain terkadang diklaim sebagai “gunung tertinggi di Bumi”, contohnya seperti Mauna Kea di Hawaii merupakan yang tertinggi jika diukur dari dasarnya yang terletak di bawah permukaan laut,  saat diukur dari dasarnya yang terletak di bawah permukaan laut ketinggiannya mencapai 10.200 m (33.464,6 ft), tetapi ketinggiannya hanya mencapai 4.205 m (13.796 ft) jika diukur dari atas permukaan laut.

    Dengan ukuran yang sama dari dasar ke puncak, Gunung Denali di Alaska, juga dikenal sebagai Gunung McKinley, dapat dikatakan lebih tinggi dari Everest. Meskipun tingginya di atas permukaan laut hanya 6.190 m (20.308 ft), Gunung Denali berada di atas dataran miring dengan ketinggian dari 300 hingga 900 m (980 hingga 2.950 ft), dan menghasilkan ketinggian di atas dasar dalam kisaran 5.300 hingga 5.900 m (17.400 hingga 19.400 ft); angka yang sering dikutip adalah 5.600 m (18.400 ft).Sebagai perbandingan, ketinggian dasar yang wajar untuk Everest berkisar dari 4.200 m (13.800 ft) di sisi selatan hingga 5.200 m (17.100 ft) di Dataran tinggi Tibet, dan menghasilkan ketinggian di atas dasar dalam kisaran 3.650 hingga 4.650 m (11.980 hingga 15.260 ft).Puncak Gunung Chimborazo di Ekuador memiliki tinggi 2.168 m (7.113 ft), lokasinya lebih jauh dari pusat Bumi (63.844 km, 39.670,8 mi) daripada Everest (63.823 km, 39.657,8 mi), karena Bumi menonjol di wilayah khatulistiwa.[Meskipun Chimborazo memiliki puncak 6.268 m (20.564,3 ft) di atas permukaan laut dibandingkan 8.848 m (29.028,9 ft) milik Gunung Everest.

    Geologi

    Ahli geologi telah membagi batuan yang menyusun Gunung Everest menjadi tiga unit yang disebut formasi. Setiap formasi dipisahkan satu sama lain oleh patahan sudut rendah yang disebut detasemen, di mana mereka didorong ke selatan satu sama lain. Dari puncak Gunung Everest hingga dasarnya, satuan batuan ini adalah Formasi Qomolangma, Formasi Kolom Utara dan Formasi Rongbuk.

    Formasi Qomolangma juga dikenal sebagai Formasi Jomblo Hungama yang membentang dari puncak ke puncak Jalur Kuning dengan ketinggian sekitar 8.600 m (28.200 ft) di atas permukaan laut. Ini terdiri dari laminasi paralel dan berlapis, batugamping Ordovisium yang saling berlapis dengan lapisan subordinat dari rekristalisasi dolomit dengan lamina yang berlempung dan Batu lanau. Gansser pertama kali melaporkan menemukan fragmen mikroskopis krinoid di batu kapur ini. Kemudian analisis Petroglif terhadap sampel batu kapur dari dekat puncak mengungkapkan bahwa mereka terdiri dari pelet karbonat dan sisa-sisa trilobit, krinoid, dan ostracoda yang terfragmentasi secara halus. Sampel lain direkristalisasi dengan sangat buruk sehingga konstituen aslinya tidak dapat ditentukan. Lapisan trombolitik putih yang tebal dan tahan terhadap cuaca dengan tebal 60 m (200 ft) terdiri dari “Tiga Lapisan” dan merupakan dasar dari piramida puncak Everest. Lapisan ini mulai muncul sekitar 70 m (230 ft) di bawah puncak Gunung Everest, dan terdiri dari sedimen yang terperangkap, diikat, dan disemen oleh biofilm mikroorganisme, terutama sianobakteri di perairan laut dangkal. Formasi Qomolangma dipecah oleh beberapa patahan sudut tinggi yang berakhir di sudut rendah Detasemen Qomolangma. Detasemen ini memisahkannya dari Pita Kuning yang mendasarinya. Lima meter terbawah dari Formasi Qomolangma yang menutupi detasemen ini mengalami deformasi yang sangat tinggi.

    Sebagian besar Gunung Everest pada ketinggian antara 7.000 dan 8,600 m (22.965,88 dan 28,22 ft) terdiri dari Formasi Kol Utara, dengan Pita Kuning membentuk bagian atas antara 8.200 hingga 8.600 m (26.900 hingga 28.200 ft). Pita Kuning terdiri dari lapisan interkalasi Tengah Kambrium bantalan marmer diopside-epidot yang mengalami pelapukan sehingga berwarna coklat kekuningan yang khas, dan semi sekis muskovit-biotit dan filit. Analisis petrografi marmer yang dikumpulkan dari sekitar 8.300 m (27.200 ft) menemukan bahwa itu terdiri dari sebanyak lima persen dari hantu ossicles crinoid yang direkristalisasi. Lima meter teratas dari Jalur Kuning yang terletak berdekatan dengan Detasemen Qomolangma mengalami deformasi yang parah. Sebuah 5–40 cm (2,0–15,7 in) caesar tebal breksi memisahkannya dari Formasi Qomolangma di atasnya

    Situs warisan geologis IUGS

    Sehubungan dengan pengakuan ‘batu tertinggi di planet ini’ sebagai fosil, batu kapur laut, “Batu Ordovisium Gunung Everest” dimasukkan oleh Persatuan Ilmu Geologi Internasional (IUGS) dalam kumpulan 100 “situs warisan geologis” di seluruh dunia dalam daftar yang diterbitkan pada Oktober 2022. Organisasi ini mendefinisikan ‘Situs Warisan Geologis IUGS’ sebagai ‘tempat kunci dengan elemen geologis dan/atau proses relevansi ilmiah internasional, yang digunakan sebagai referensi, dan/atau dengan kontribusi substansial bagi perkembangan ilmu geologi sepanjang sejarah.

    Flora dan fauna

    Ada sangat sedikit flora atau fauna asli di Everest. Lumut tumbuh di ketinggian 6.480 meter (21.260 ft) di Gunung Everest, dan mungkin menjadi spesies tanaman dengan ketinggian tertinggi. Tanaman alpine cushion yang disebut Arenaria diketahui tumbuh di bawah ketinggian 5.500 meter (18.000 ft) di wilayah tersebut. Menurut studi berdasarkan data satelit dari tahun 1993 hingga 2018, vegetasi meluas di kawasan Everest. Para peneliti telah menemukan tanaman di area yang sebelumnya dianggap gundul.

    Euophrys omnisuperstes atau laba-laba peloncat hitam kecil, telah ditemukan pada ketinggian 6.700 meter (22.000 ft), dan kemungkinan menjadikannya hewan non-terkonfirmasi tertinggi, dan di kamp pangkalan Everest muncul laba-laba pelompat Euophrys everestensis. Laba-laba itu bersembunyi di celah-celah dan mungkin memakan serangga beku yang tertiup angin kesana, besar kemungkinan adanya kehidupan mikroskopis di ketinggian yang lebih tinggi.

    Burung seperti bar-headed goose, terlihat terbang di tempat yang lebih tinggi di gunung, sementara yang lain, seperti cough terlihat terbang setinggi Kol Selatan di ketinggian 7.920 meter (25.980 ft).

    Yak sering digunakan untuk mengangkut perlengkapan pendakian Gunung Everest. Mereka dapat mengangkut berat hingga 100 kg (220 pon), dan memiliki bulu yang tebal dan paru-paru yang besar. Hewan lain di wilayah ini termasuk tahr Himalayan yang terkadang dimakan oleh macan tutul salju. Beruang hitam himalaya dapat ditemukan hingga ketinggian sekitar 4.300 meter (14.000 ft) dan panda merah juga ada di wilayah tersebut.Satu ekspedisi menemukan spesies yang mengejutkan di wilayah tersebut termasuk seekor pika dan sepuluh spesies semut baru

    Iklim

    Gunung Everest memiliki Iklim tudung es (Köppen EF) dengan semua bulan rata-rata jauh di bawah titik beku.

    Perubahan iklim

    Kamp pangkalan untuk ekspedisi Everest yang berbasis di Nepal terletak di Gletser Khumbu yang menipis dengan cepat dan tidak stabil akibat perubahan iklim, sehingga tidak aman bagi pendaki. Seperti yang direkomendasikan oleh komite yang dibentuk oleh pemerintah Nepal untuk memfasilitasi dan memantau pendakian gunung di wilayah Everest, Taranath Adhikari—direktur jenderal departemen pariwisata Nepal—mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk memindahkan kamp pangkalan ke ketinggian yang lebih rendah. Ini berarti jarak yang ditempuh oleh pendaki akan lebih jauh antara kamp pangkalan dan Kamp 1. Namun, kamp pangkalan saat ini masih berguna dan masih dapat digunakan selama tiga sampai empat tahun. Langkah itu mungkin akan dilakukan pada tahun 2024.

    Meteorologi

    Pada tahun 2008, stasiun cuaca baru dengan ketinggian sekitar 8.000 m (26.000 ft) sudah mulai aktif.Data pertama dari stasiun ini pada Mei 2008 adalah suhu udara −17 °C (1 °F), kelembaban relatif 41,3 persen, tekanan atmosfer 382,1 hPa (38,21 kPa), arah angin 262,8°, kecepatan angin 12,8 m/s (28,6 mph, 46,1 km/j), radiasi matahari global 711,9 watt/m2, radiasi UVA matahari 30,4 W/m2. Proyek ini diatur oleh Stations at High Altitude for Research on the Environment (SHARE), yang juga menempatkan kamera di Gunung Everest pada tahun 2011. Sedangkan stasiun cuaca bertenaga surya berada di Kol Selatan.

    Gunung Everest menjulang ke lapisan troposfer dan menembus stratosfer.Tekanan udara di puncak umumnya sekitar sepertiga tekanan udara di permukaan laut. Ketinggian di puncak dapat memaparkan jet stream dengan angin kencang dan beku, dan angin ini biasanya dapat mencapai kecepatan 160 km/h (100 mph)  pada bulan Februari 2004, kecepatan angin yang tercatat di puncak mencapai 280 km/h (175 mph).

    Angin ini dapat menghambat pendakian atau membahayakan para pendaki, seperti kecepatan angin itu dapat melontarkan pendaki ke arah jurang, atau (dengan Prinsip Bernoulli) dapat menurunkan tekanan udara dan mengurangi kadar oksigen yang tersedia hingga 14 persen.Untuk menghindari angin yang paling keras, pendaki biasanya mengincar jendela 7 hingga 10 hari di musim semi dan musim gugur saat musim monsun Asia dimulai atau berakhir.

    Ekspedisi

    Karena Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia, gunung ini menarik banyak perhatian dan upaya pendakian, untuk gunung ini didaki pada zaman kuno tidak diketahui, dan kemungkinan telah didaki pada tahun 1924, meskipun hal ini tidak pernah dikonfirmasi, karena tidak satu pun dari pria yang melakukan upaya tersebut kembali. Beberapa jalur pendakian telah ditetapkan selama beberapa dekade ekspedisi pendakian ke gunung tersebut.

    Ikhtisar

    Pendakian Everest pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1953, dan sejak saat itu minat para pendaki semakin meningkat, terlepas dari upaya dan perhatian yang dicurahkan ke dalam ekspedisi, hanya sekitar 200 orang yang berhasil mencapai puncak pada tahun 1987. Everest tetap menjadi pendakian yang sulit selama beberapa dekade, bahkan dalam upaya serius oleh para pendaki profesional dan ekspedisi besar nasional, yang menjadi norma hingga era komersial dimulai pada 1990-an.

    Hingga Maret 2012, Gunung Everest telah didaki sebanyak 5.656 kali dengan 223 kematian. Meskipun pegunungan yang lebih rendah memiliki tanjakan yang lebih panjang atau lebih curam, Everest sangat tinggi sehingga jet stream dapat mencapainya. Pendaki dapat menghadapi angin dengan kecepatan 320 km/h (200 mph) saat cuaca berubah. Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun aliran jet bergeser ke utara, memberikan periode yang relatif tenang di gunung.

    Pada 2013, The Himalayan Database mencatat 6.871 berhasil sampai ke puncak oleh 4.042 orang yang berbeda

    Percobaan awal

    Pada tahun 1885, Clinton Thomas Dent, presiden Alpine Club, menyarankan bahwa mendaki Gunung Everest dimungkinkan dalam bukunya “Above the Snow Line”.

    Pendekatan melalui jalur utara gunung ditemukan oleh George Mallory dan Guy Bullock pada awal British Reconnaissance Expedition 1921. Ekspedisi itu adalah ekspedisi penjelajahan yang tidak dilengkapi dengan peralatan untuk mendaki gunung. Mallory memimpin (dan dengan demikian menjadi orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di lereng Everest) mereka mendaki Kol Utara ke ketinggian 7.005 meter (22.982 ft). Dari sana, Mallory melihat rute ke puncak, tetapi rombongan itu tidak siap untuk mendaki lebih jauh dan akhirnya turun.

    Inggris kembali untuk ekspedisi 1922. George Finch mendaki menggunakan oksigen untuk pertama kalinya. Dia naik dengan kecepatan luar biasa—290 meter (951 ft) per jam, dan mencapai ketinggian 8.320 m (27.300 ft), dan ini merupakan pertama kalinya manusia dilaporkan mendaki lebih dari 8.000 m. Mallory dan Col. Felix Norton melakukan upaya kedua dan gagal.

    Ekspedisi berikutnya dilakukan pada tahun 1924, upaya awal oleh Mallory dan Geoffrey Bruce dibatalkan akibat kondisi cuaca yang menghalangi pendirian Kamp VI. Upaya berikutnya adalah melalui Norton dan Somervell, yang mendaki tanpa oksigen dan dalam cuaca yang sempurna, mereka melintasi Sisi Utara menuju Great Couloir. Norton berhasil mencapai ketinggian 8.550 m (28.050 ft), meskipun dia hanya naik 30 m (98 ft) atau lebih dalam satu jam terakhir. Mallory mengumpulkan peralatan oksigen untuk upaya terakhir

    Pada tanggal 8 Juni 1924, George Mallory dan Andrew Irvine mencoba mencapai puncak melalui rute Kol Utara-Punggungan Utara-Punggungan Timur Laut dan mereka tidak pernah kembali. Pada tanggal 1 Mei 1999, Ekspedisi Riset Mallory and Irvine menemukan jenazah Mallory di Wajah Utara dekat cekungan salju di bawah dan di sebelah barat situs tradisional Kamp VI. Kontroversi berkecamuk dalam komunitas pendaki gunung apakah salah satu atau keduanya mencapai puncak 29 tahun sebelum pendakian dan turun dengan selamat di Gunung Everest oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953.

    Pada tahun 1933, Lady Houston seorang miliarder asal Inggris, mendanai Penerbangan Houston Everest tahun 1933, yang menampilkan formasi dua pesawat terbang yang dipimpin oleh Marquess of Clydesdale terbang di atas puncak Everest.

    Ekspedisi awal—seperti Charles Bruce di tahun 1920-an dan Hugh Ruttledge dengan dua kali upaya yang gagal di tahun 1933 dan 1936 dengan mencoba mendaki gunung ini dari Tibet melalui Sisi Utara. Akses ekspedisi dari utara ke barat ditutup pada tahun 1950 setelah Tiongkok menguasai Tibet. Pada tahun 1950, Bill Tilman dan sebuah kelompok kecil termasuk Charles Houston, Oscar Houston, dan Betsy Cowles melakukan ekspedisi penjelajahan ke Everest melalui Nepal di sepanjang rute yang kini telah menjadi pendekatan standar ke Everest dari selata

    Ekspedisi Gunung Everest Swiss 1952 yang dipimpin oleh Edouard Wyss-Dunant, diberikan izin untuk mencoba mendaki dari Nepal. Mereka kemudian menetapkan rute melalui air terjun Khumbu dan naik ke Kol Selatan pada ketinggian 7.986 m (26.201 ft). Raymond Lambert dan Sherpa Tenzing Norgay dapat mencapai ketinggian sekitar 8.595 m (28.199 ft) di pegunungan tenggara, dengan latar rekor ketinggian pendakian baru. Pengalaman Tenzing berguna ketika dia dipekerjakan untuk menjadi bagian dari ekspedisi Inggris pada tahun 1953

    Pendakian sukses pertama oleh Tenzing dan Hillary, 1953

    Pada tahun 1953, ekspedisi Inggris ke sembilan dipimpin oleh John Hunt dan mereka kembali ke Nepal. Hunt memilih dua pasang pendaki untuk mencoba mencapai puncak. Pasangan pertama, Tom Bourdillon dan Charles Evans berada dalam jarak 100 m (330 ft) dari puncak pada tanggal 26 Mei 1953, tetapi mereka berbalik arah setelah mengalami masalah oksigen. Seperti yang direncanakan, pekerjaan mereka dalam menemukan rute dan memecahkan jejak serta gudang oksigen mereka sangat membantu pasangan berikutnya. Dua hari kemudian, pasangan pendakian kedua: Edmund Hillary, Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang merupakan seorang pendaki dari Nepal. Mereka mencapai puncak pada pukul 11.30 waktu setempat pada tanggal 29 Mei 1953 melalui jalur Kol Selatan. Pada saat itu, keduanya mengakui sebagai upaya tim oleh seluruh ekspedisi, tetapi Tenzing mengungkapkan beberapa tahun kemudian bahwa Hillary telah menginjakkan kaki di puncak terlebih dahulu.

    Berita keberhasilan ekspedisi mereka akhirnya sampai ke London. Pada pagi hari penobatan Ratu Elizabeth II tanggal 2 Juni, dan beberapa hari kemudian, Ratu memberi perintah bahwa Hunt (Inggris) dan Hillary (Selandia Baru) harus menerima tanda kehormatan sebagai Bintang Kekaisaran Britania Raya dalam hal pendakian. Tenzing, seorang Sherpa Nepal yang merupakan warga negara India, dianugerahi Medali George oleh Inggris. Hunt akhirnya dijadikan anggota gelar bangsawan di Inggris, sementara Hillary menjadi anggota pendiri Orde Selandia Baru. Hillary dan Tenzing juga diakui di Nepal. Pada tahun 2009, patung-patung dinaikkan untuk menghormati mereka, dan pada tahun 2014, Puncak Hillary dan Puncak Tenzing diberi nama untuk menghormati mereka.